Rabu, 09 September 2009

KEUTAMAAN BERSEDEKAH

Hadis yang menyebutkan tentang keutamaan bersedekah ialah:

Besedekahlah walau dengan sebutir korma’

“Takutlah akan api neraka (selamatkan dirimu akan api neraka),

Walaupun dengan jalan memberikan sedekah dengan sebutiir korma, bila kamu tiadak dapat berbuat demikian, Maka lakukanlah dengan perkataan yang baik”

“Setiap manusia dalam naungan sedekahnya, Sehingga saat di putuskan Allah antara sekalian manusia (hari kiamat).”

“Bersedekahlah secara sembunyi-sembunyi itu, memadamkan kemarahan Allah Azza wajalla.”

Apabila Rasulullah saw ditanya; “mana satu sedekah yang lebih utama?” Rasulullah menjawab; “Engkau besedekah padahal engkau masih sehat, masih kikir, pada waktu engkau sangat ingin menjadi kaya dan amat takut menjadi miskin. Dan janganlah engkau menangguhkan bersedekah, Sehingga nyawa sampai kekorongkongan, Pada saat seperti itu engkau baru berkata: Ini untuk si Fulan sekian banyak, Dan untuk si Fulan sekian pula, Padahal memang semuanya itu kepunyaan mereka.” (maksudnya, walaupun tidak di sebutkan sekian untuk si Fulan dan si Fulan, memang itu adalah hak mereka bila sudah di cabut nyawanya).

Sabda Rasul lagi;

“Bukanlah seorang miskin itu yang di tolak ketika meminta sebutir atau dua butir korma, ataupun yng di tulak ketika meminta sesuap nasi atau dua suap makanan. Tapi yang dikatakan seorang miskin, ialah orang yang sangat susah tapi tidak suka meminta-minta. Bacalah (ayat) merika tidak meminta-minta berulang kali.”

“Tidak seorang muslim yang memberi pakaian kepada muslim yang lain melainkan Allah memilihara orang itu, selagi pakaian itu masih di gunakan, sekalipun sampai menjadi secarik kain buruk”.

(maksudnya selagi pakaian itu melekat di badan orang yang diberi sampai hancur di pakainya, sipemberi dalam pemeliharaan Allah).

Para keluarga dan sahabat rasulullah di kenal sebagai orang-orang yang amat suka bersedekah. Urwah meriwayatkan, bahwa sayiditina Aisyah radhiallahu anhu telah bersedekah sebanyak lima puluh ribu, padahal pakaiannya sendiri masih koyak-koyak.

Sasyidina umar bin khatab selalu berdoa; “Ya Allah, ya Tuhanku! Limpahkan lah kurnia kelebihan itu pada orang-orang yang terbaik diantara kami, moga-moga mereka akan mengambalikan kurnia itu kepada orang yang mempunyai keperluan diantara kami.”

Berkata Ibnul Abil-ja’ad ; “Sesungguhnya sedekah itu akan menolak tujuh puluh pintu dari kecalakaan, dan keutamaan mengeluarkannya dengan sembunyi-sembunyi adalah tujuh puluh kali lebih utama dari pada meengeluarkan terang-terangan.

Sedekah dengan sembunyi

Allah berfirman;

“jika kamu menampakaan sedekah itu, maka itu pun baik juga. Tapi jika kamu menyembunyikannya sedekah itu, dan kamu memberikannya kepada orang-orang miskin itu lebih utma”. (Baqarah 271).

Imam Ghajali merumuskan maksud sedekah dengan sembunyi itu;

  1. Memberi dengan sembunyi itu menutupi rahasia orang yang menerimanya. Kalau ia mengambil dengan terang-terang akan jatuhlah harga dirinya”. Dan terbuka lah “rahasia dapurnya”. Dengan begitu dia bisa dianggap telah tidak tergolong sebagai orang yang “alif”, yaitu orang yang tidak suka meminta-minta, yang menjaga harga diri, dan tidak mau mempelihatkan kesusahaan di hadapan orang ramai, sebagaimana yang dianjurkan oleh islam. Sampai orang lain tak tahu keaadaan yang sebenarnya, dan menyangka dia tidak memerlukan sesuatu apapun.

2. Menyelamatkan prangsangka buruk dalam hati orang, atau menghindarkan diri dari pengunjiangan dan gosip orang sekitar. Atau menghindarkan diri dari pergunjingan dan gosip orang sekitar. Sebab mungkin ada orang yang sengki kepadanya. Padahal dengki dan hasad dan segala prangsaka buruk, adalah tergolong sebagai dosa-dosa besar, dan memelihara diri dan orang lain. Dari dosa besar itu adalah perbuaatan terpuji.

  1. Mengelakkan si pemberi untuk merahasiakan pemberian itu, sebab keutamaan memberi secara rahasia atau sembunyi-sembunyi adalah lebih baik pahalanya dari pada memberi terang-terangan. Dan menggelakan untuk berbuat sesuatu yang baik adalah lebih utama. Sebuah kisah, adalah seorang yang membawa sesuatu pemberian kepada orang alim dan di berikannya di muka orang banyak, maka orang alim itu menolaknya. Pada waktu yang lain datang pula orang lain. Memberi orang lain itu hadiah dengan secara rahasia, orang alim itu pun menerimanya. Ketika ada yang menanyakan kenapa begitu sikapnya, saya menerimanya karena orang yang memberi itu telah menyepurnakan adab, sebab di sampaikan dengan rahasia, maka aku pun menerimanya. Tapi orang yang terdehulu tidak mau menjaga kesopanan karena dia menyampaikan dengan disaksikan oleh orang banyak”.
  2. Sesungguhnya memberikan sedekah dimuka khalayak ramai adalah suatu penghinaan dan kerendahan moral. Tidak selayaknya seorang muslim menghina saudaranya dengan cara pemberian jakat yang dilakukan seperti tontonan itu.
  3. Perhatikanlah Hadist ini

“barangsiapa yang menerima sesuatu hadiah di hadapan khalayak ramai, maka orang-orang itu berkongsi dalam pemberian hadiah tiu”.

Maksudnya pemberian itu bukan semata-mata kerana Allah, Tapi mengharapkan pujian dari orang ramai. Setiap amalan tergantung dengan niat, maka sewajarnya lah seseorang yang benar-benar ikhlas dalam beramal berhati-hati akan tingkah lakunnya, agar tidak terjerumus oleh rasa kemegahan untuk membendung dirinya sendiri dari tipuan syetan.